twitter


Biologi. Sebuah pelajaran yang membuatku menjadi kikuk. Aku harus bercokol dengan nama-nama Latin, mempelajari bentuk dan kehidupan suatu makhluk, dan melakukan penelitian.

Tiba akhirnya hari itu. Sabtu, 13 November, aku harus melawan rasa gentar yang selama ini menjalar. Hingga subuh materi belum dikuasai seluruhnya. Akhirnya kukuatkan hati untuk melangkah ke kampus tercinta.

Bertemu dengan teman-teman yang kelihatannya sudah mempelajari materi membuatku lebih termotivasi. Kucoba tuk hilangkan rasa gentarku dan mulai melangkah masuk ke ruangan.

"Tas dan hp tolong kumpulkan di depan." ujar Ibu Ema, dosen biologi.

Kumantapkan hati. Konsentrasiku mulai gamang. Hingga tiba saatnya soal di depan mata.
Tiga puluh soal.
Klik. Klik. Klik.
Satu persatu soal kujawab.

Aku mulai mendapatkan kepercayadirian. Soal yang aku dapat pernah kupahami sebelumnya, meski ada beberapa yang out of my brain.
>.<

Kuulang dari awal. Setelah dihitung, paling hanya 7-9 soal yang salah.
Akhirnya, kuklik 'Selesai'.
Nilai muncul.

SALAH 13!

Innalillahi...
Tak kuasa mata ini menahan tangis.
Aku ingin lari. Ingin pergi. Ingin keluar dari ketidaklogisan ini.

Tapi aku tetap tidak boleh memperlihatkan kelemahanku di depan mereka.
Di depan teman-teman.
Aku tidak ingin memberi aura negatif pada mereka.

Saking tak kuasanya, aku lari menuju halte dan Allah telah menyediakan bikun di depan mata.
Tanpa pikir panjang, aku lompat ke bikun dan berlenggang ke asrama.
Kutelepon mas dan mamah.
Ku-sms mamah dan bapak.
Tak kunjung ada respon.
Tangis ini tak bisa ditahan dan akhirnya memecah kebisuan di tengah siang.

Tapi aku tidak boleh begini terus.

Bangkit dan berubah!
SAYA MASIH BERHAK UNTUK MENDAPATKAN HASIL YANG LEBIH MAKSIMAL DARI INI!
Tegas kulantangkan dan kutekadkan dalam sanubari.

Beberapa menit kemudian, kondisiku sudah terkontrol dan melanjutkan perjalanan kehidupan.

Berbuat adalah Belajar, Bukan Hasil
Terima kasih, Kang Mahameru. (saya lupa namanya siapa)
Aku mendapat spirit dan makna hidup baru.

Kang Mahameru  adalah alumnus FE UI 2006.
Beliau telah mendirikan TPA Mahameru, saking ngebetnya ia untuk menjelajahi langit Mahameru.

Dari Mawar Merah memang diamanahkan untuk mengajar di TPA beliau.
Dan aku salah satu bagiannya.
Beliau memberitahu bagaimana mengajar, metodenya, tujuannya, proses hidupnya, kendalanya, suka dukanya, dan lalala-nya deh...

Aku, sebagai salah seorang yang diamanahi untuk mengajar, ternyata jangan pernah berpikiran bahwa aku lebih baik dari mereka, dari 26 mujahid dan mujadid yang lucu dan imut.
Aku harus memposisikan diri sebagai seorang yang sabar, benar-benar menanamkan hati, berniat untuk berbagi ilmu dan belajar juga dari mereka.

intinya, BELAJAR.. BELAJAR. BELAJAR..
Tak ada waktu untuk SOMBONG DAN HURA-HURA!

Terima kasih, Ya Allah...
Engkau telah memberikanku jalan yang lebih dekat kebenarannya dari kemarin...
=)


Sesudah Umar bin Abdul Aziz diangkat m'jadi khalifah & Amirul Mukminin, Umar langsung mengajukan pilihan kpd Fatimah binti Abdul Malik bin Marwan, isteri tercinta. Umar b;kata kpdnya, "Isteriku sayang, kanda harap dinda memilih 1 di antara 2."


Fatimah b'tanya kpd suaminya,"Memilih apa,kekanda?


Umar bin Abdul Aziz menerangkan,"Memilih antara perhiasan emas berlian yg dinda pakai dgn Umar bin Abdul Aziz yg m'dampingimu."


Kata Fatimah, "Demi Allah, dinda tdak memilih pendamping lbih mulia drpdmu, ya Amirul Mukminin. Inilah permata & seluruh perhiasanku."


Kemudian, Khalifah Umar bin Abdul Aziz menerima smua perhiasan itu & menyerahkannya ke Baitul Mal, khazanah negara kaum Muslimin. Sementara Umar bin Abdul Aziz & keluarganya makan makanan rakyat biasa, iaitu roti & sdikit garam.



Umar bin Abdul Aziz adalah sosok yang berkepribadian kuat, bermental baja, mampu mencarikan solusi terbaik dari setiap problematika yang ada dan memiliki analisa yang tajam.

Di antara karakteristik yang dimilikinya:
a.    Rasa takut yang tinggi kepada Allah I.

Hal yang menjadikan Umar bin Abdul Aziz begitu fenomenal bukanlah karena banyaknya shalat dan puasa yang dikerjakan, tetapi karena rasa takut yang tinggi kepada Allah dan kerinduan akan surga-Nya. Itulah yang mendorong beliau menjadi pribadi yang berprestasi dalam segala aspek; ilmu dan amal.
Dikisahkan pada suatu hari si Umar kecil menangis tersedu dan hal itu terdengar oleh ibunya. Lantas ditanyakan apa sebabnya. Beliau pun menjawab: “Aku teringat mati”. Maka sang ibu pun menangis dibuatnya

Pernah seorang laki-laki mengunjungi Umar bin Abdul Aziz yang sedang memegang lentera. “Berilah aku petuah!”, Umar membuka perbincangan. Laki-laki itu pun berujar: “Wahai Amirul Mukminin!! Jika engkau masuk neraka, orang yang masuk surga tidaklah mungkin bisa memberimu manfaat. Sebaliknya jika engkau masuk surga, orang yang masuk neraka juga tidaklah mungkin bisa membahayakanmu”. Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun menangis tersedu sehingga lentera yang ada di genggamannya padam karena derasnya air mata yang membasahi.

b.    Wara’.
Di antara bentuk nyata sikap Wara’ yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz adalah keenganan beliau menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi, meskipun hanya sekedar mencium bau aroma minyak wangi. Hal itu pernah ditanyakan oleh pembantunya, “Wahai khalifah! Bukankah itu hanya sekedar bau aroma saja, tidak lebih?”. Beliau pun menjawab: “Bukankah minyak wangi itu diambil manfaatnya karena bau aromanya?”.

Dikisahkan suatu hari Umar bin Abdul Aziz pernah mengidam-idamkan buah apel. Tiba-tiba salah seorang kerabatnya datang berkunjung seraya menghadiahi sekantong buah apel kepada beliau. Lalu ada seseorang yang berujar: “Wahai Amirul Mukminin Bukankah Nabi r dulu pernah menerima hadiah dan tidak menerima sedekah?”. Serta merta beliau pun menimpali, “Hadiah di zaman Nabi benar-benar murni hadiah, tapi di zaman kita sekarang ini hadiah berarti suap”.

c.     Zuhud.
Umar bin Abdul Aziz adalah orang yang sangat zuhud, bahkan kezuhudan yang dimilikinya tidaklah mungkin bisa dicapai oleh siapa pun setelahnya. Kezuhudan yang mencapai level tertinggi di saat ‘puncak dunia’ berada di genggamannya.

Malik bin Dinar pernah berkata: “Orang-orang berkomentar mengenaiku, “Malik bin Dinar adalah orang zuhud.” Padahal yang pantas dikatakan orang zuhud hanyalah Umar bin Abdul Aziz. Dunia mendatanginya namun ditinggalkannya”.

Pernahkan terbetik di benak kita seorang kepala negara ketika berkeinginan menunaikan ibadah haji, ia tidak bisa berangkat hanya karena uang perbekalannya tidak cukup? Pernahkah terlintas di bayangan kita seorang bangsawan yang hanya memiliki satu buah baju, itu pun berkain kasar? Si zuhud Umar bin Abdul Aziz pernah mengalaminya!

d.    Tawadhu’.

Keluhuran budi pekerti yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz sangatlah tinggi. Hal itu tercermin dari sekian banyaknya karakteristik yang menonjol pada diri beliau. Di antaranya adalah sikap Tawadhu’nya.

Suatu hari ada seorang laki-laki memanggil beliau, “Wahai khalifah Allah di bumi!” Maka beliau pun berkata kepadanya: “Ketika aku dilahirkan keluargaku memberiku nama Umar. Lalu ketika aku beranjak dewasa aku sering dipanggil dengan sebutan Abu Hafs. Kemudian ketika aku diangkat menjadi kepala negara aku diberi gelar Amirul Mukminin. Seandainya engkau memanggilku dengan nama, sebutan atau gelar tersebut aku pasti menjawabnya. Adapun sebutan yang barusan engkau berikan, aku tidaklah pantas menyandangnya. Sebutan itu hanya pantas diberikan kepada Nabi Daud u dan orang yang semisalnya”, seraya membacakan firman Allah I,

) يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ (
Artinya: “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi”. (QS. Shad: 26).
Namun, ada yang lebih mengagumkan lagi! Kisah yang mencerminkan sikap Tawadhu’ yang dimilikinya; Kisah Umar bin Abdul Aziz dengan seorang pembantunya.

Pernah  suatu saat Umar bin Abdul Aziz meminta seorang pembantunya untuk mengipasinya. Maka dengan penuh cekatan sang pembantu segera mengambil kipas, lalu menggerak-gerakkannya. Semenit, dua menit waktu berlalu, hingga akhirnya Umar bin Abdul Aziz pun tertidur. Namun, tanpa disadari ternyata si pembantu juga ikut ketiduran. Waktu terus berlalu, tiba-tiba Umar bin Abdul Aziz terbangun. Ia mendapati pembantunya tengah tertidur pulas dengan wajah memerah dan peluh keringat membasahi badan disebabkan panasnya cuaca. Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun mengambil kipas, lalu membolak-balikkannya mengipasi si pembantu. Dan sang pembantu itu pun akhirnya terbangun juga, begitu membuka mata ia mendapati sang majikan tengah mengipasinya tanpa rasa sungkan dan canggung. Maka dengan gerak reflek yang dimilikinya ia menaruh tangan di kepala seraya berseru karena malu. Lalu Umar bin Abdul Aziz pun berkata menenangkannya: “Engkau ini manusia sepertiku! Engkau merasakan panas sebagaimana aku juga merasakannya. Aku hanya ingin membuatmu nyaman -dengan kipas ini- sebagaimana engkau membuatku nyaman”.

e.    Adil.

Di antara sekian karakteristik yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz, adil adalah sikap yang paling menonjol. Sikap itulah yang menjadikan nama beliau begitu familiar di telinga generasi setelahnya hingga hari ini. Keadilannya selalu digaungkan oleh para pencari keadilan, entah karena betul-betul ingin menapaktilasi jejaknya ataukah hanya sekedar kamuflase belaka. Yang terpenting adalah nama besarnya telah mendapat tempat di hati para penerus perjuangannya. Dan nama itu terukir indah dengan tinta emas di deretan para pemimpin yang adil, para pemimpin yang terbimbimg oleh kesucian wahyu; Al Qur’an dan Sunnah, para pemimpin yang dijuluki al-Khulafa’ ar-Rasyidun. Dan sejarah Islamlah pengukirnya.

Al-Ajurri menceritakan sikap adil yang dimilikinya, beliau berujar: “Seorang laki-laki Dzimmidari penduduk Himsh pernah mendatangi Umar bin Abdul Aziz seraya mengadu: “Hai Amirul Mukminin! Aku ingin diberi keputusan dengan hukum Allah”. “Apa yang engkau maksud?”, sergah Umar bin Abdul Aziz. “Abbas bin Walid bin Abdul Malik telah merampas tanahku”, lanjutnya -saat itu Abbas sedang duduk di samping Umar bin Abdul Aziz-. Maka Umar bin Abdul Aziz pun menanyakan hal itu kepada Abbas, “Apa komentarmu?”. “Aku terpaksa melakukan itu karena mendapat perintah langsung dari ayahku; Walid bin Abdul Malik”, sahut Abbas membela diri. Lalu Umar pun balik bertanya kepada si Dzimmi, “Apa komentarmu?”. “Wahai Amirul Mukminin! Aku ingin diberi keputusan dengan hukum Allah”, ulang si Dzimmi. Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun berkata: “Hukum Allah lebih berhak untuk ditegakkan dari pada hukum Walid bin Abdul Malik”, seraya memerintahkan Abbas untuk mengembalikan tanah yang telah dirampasnya.

Kisah di atas hanyalah satu dari sekian puluh bahkan ratus sikap adil yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz. Kisah tentang keadilannya begitu mudah di dapati di buku-buku sejarah yang menulis biografinya. Kisah yang memenuhi lembar demi lembar buku para sejarawan. Sungguh sebuah kisah, siapa pun pembacanya pasti akan menggeleng-gelengkan kepala tanda takjub sambil menyunggingkan rasa masygul tanpa ragu,  diiringi air mata bahagia yang turut mengharukan suasana.

http://agungridwan.wordpress.com/


Biografi Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Khalifah Yang Agung

- Biodata Ringkas

Nama : Abu Jaafar Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam
Nama Ibu : Laila binti Asim bin Umar bin Al-Khatab
Tanggal Lahir : 61H
Umur : 39 tahun
Tarikh M/Dunia : 101H
Jawatan : Khalifah Ke 6 Bani Umaiyyah
Tarikh Lantikan : Safar 99H @ 717M
Lama Berkhidmat : 2 tahun 5 bulan

- Pendidikan

Beliau telah menghafaz al-Quran sejak masih kecil. Merantau ke Madinah untuk menimba ilmu pengetahuan. Beliau telah berguru dengan beberapa tokoh terkemuka spt Imam Malik b. Anas, Urwah b. Zubair, Abdullah b. Jaafar, Yusuf b. Abdullah dan sebagainya. Kemudian beliau melanjutkan pelajaran dengan beberapa tokoh terkenal di Mesir.
Beliau telah dipanggil balik ke Damsyik oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan apabila bapanya meninggal dunia dan dikahwinkan dengan puteri Khalifah, Fatimah binti Abdul Malik (sepupunya).

- Sifat-Sifat Pribadi

Beliau mempunyai keperibadian yang tinggi, disukai ramai dan warak yang diwarisi dari datuknya Saidina Umar bin Al-Khatab. Baginda amat berhati-hati dengan harta terutamanya yang melibatkan harta rakyat. Sesungguhnya kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang menyediakan dua lilin di rumahnya, satu untuk kegunaan urusan negara dan satu lagi untuk kegunaan keluarga sendiri tentunya telah diketahui umum dan tidak perlu diulang-ulang.

Sebagai seorang yang zuhud, kehidupannya semasa menjadi Gabenor Madinah dan Khalifah adalah sama seperti kehdupannya semasa menjadi rakyat biasa. Harta yang ada termasuk barang perhiasan isterinya diserahkan kepada Baitulmal dan segala perbelanjaan negara berdasarkan konsep jimat-cermat dan berhati-hati atas alasan ia adalah harta rakyat. Ini terbukti apabila beliau dengan tegasnya menegur dan memecat pegawai yang boros dan segala bentuk jamuan negara tidak dibenarkan menggunakan harta kerajaan.

Pada suatu hari beliau berkhutbah yang mana antara isinya adalah seperti berikut ;
Setiap orang yang musafir mesti memperlengkapi bekalannya. Siapkanlah taqwa dalam perjalanan kamu dari dunia menuju akhirat. Pastikan dirimu sama ada mendapat pahala atau siksa, senang atau susah.

Jangan biarkan masa berlalu sehingga hatimu menjadi keras dan musuh sempat mengoda. Sebaik-baiknya saudara menganggap bahawa hidup pada petang hari tidak akan sampai ke pagi hari dan hidup pada pagi hari tidak akan sampai ke petang hari. Memang tidak jarang terjadi kematian ditengah-tengahnya

Saudara-saudara dapat menyaksikan sendiri bahawa ramai orang yang tertipu dengan dunia, padahal orang yang layak bergembira tidak lain kecuali orang yang selamat daripada siksaan Allah SWT dan orang yang lepas dari tragedi hari qiamat.

Sementara orang yang tidak mahu mengubati yang sudah luka, kemudian datang lagi penyakit lain, bagaimana mungkin mahu bergembira? Saya berlindung kepada Allah SWT daripada perbuatan yang tidak aku pegangi dan amalkan sendiri. Seandainya begitu, alangkah rugi dan tercelanya aku. Dan jelaslah tempatku nanti pada hari yang jelas kelihatan siapa yang kaya dan siapa yang miskin.

Di sana nanti akan diadakan timbangan amal serta manusia akan diserahi tanggungjawab yang berat. Seandainya tugas itu dipikul oleh binatang-binatang nescaya ia akan hancur, jika dipikul oleh gunung nescaya ia akan runtuh, kalau dipikul oleh bumi nescaya bumi akan retak. Saudara-saudara belum tahu bahawa tiada tempat di antara Syurga dan Neraka? Kamu akan memasuki salah satu daripadanya.
Ada seorang lelaki yang mengirim surat kepada rakannya yang isinya  Sesungguhnya dunia ini adalah tempat bermimpi dan akhirat barulah terjaga Jarak pemisah antara keduanya adalah mati. Jadi, kita sekarang sedang bermimpi yang panjang

Terdapat banyak riwayat dan athar para sahabat yang menceritakan tentang keluruhan budinya. Di antaranya ialah :
  1. At-Tirmizi meriwayatkan bahawa Umar Al-Khatab telah berkata : Dari anakku (zuriatku) akan lahir seorang lelaki yang menyerupainya dari segi keberaniannya dan akan memenuhkan dunia dengan keadilan
  2. Dari Zaid bin Aslam bahawa Anas bin Malik telah berkata : Aku tidak pernah menjadi makmum di belakang imam selepas wafatnya Rasulullah SAW yang mana solat imam tersebut menyamai solat Rasulullah SAW melainkan daripada Umar bin Abdul Aziz dan beliau pada masa itu adalah Gabenor Madinah
  3. Al-Walid bin Muslim menceritakan bahawa seorang lelaki dari Khurasan telah berkata : Aku telah beberapa kali mendengar suara datang dalam mimpiku yang berbunyi : Jika seorang yang berani dari Bani Marwan dilantik menjadi Khalifah, maka berilah baiah kepadanya kerana dia adalah pemimpin yang adil. Lalu aku menanti-nanti sehinggalah Umar b. Abdul Aziz menjadi Khalifah, akupun mendapatkannya dan memberi baiah kepadanya.
  4. Qais bin Jabir berkata : Perbandingan Umar bin Abdul Aziz di sisi Bani Ummaiyyah seperti orang yang beriman di kalangan keluarga Firaun
  5. Hassan al-Qishab telah berkata : Aku melihat serigala diternak bersama dengan sekumpulan kambing di zaman Khalifah Umar Ibnu Aziz
  6. Umar b Asid telah berkata :D emi Allah, Umar Ibnu Aziz tidak meninggal dunia sehingga datang seorang lelaki dengan harta yang bertimbun dan lelaki tersebut berkata kepada orang ramai : Ambillah hartaku ini sebanyak mana yang kamu mahu. Tetapi tiada yang mahu menerimanya (kerana semua sudah kaya) dan sesungguhnya Umar telah menjadikan rakyatnya kaya-raya
  7. Atha telah berkata : Umar Abdul Aziz mengumpulkan para fuqaha setiap malam. Mereka saling ingat memperingati di antara satu sama lain tentang mati dan hari qiamat, kemudian mereka sama-sama menangis kerana takut kepada azab Allah seolah-olah ada jenayah di antara mereka.

- Umar Ibnu Aziz Sebagai Khalifah

Beliau dilantik menjadi Khalifah stelah kematian sepupunya, Khalifah Sulaiman atas wasiat khalifah tersebut. Setelah mengambilalih tampuk pemerintahan, beliau telah mengubah beberapa perkara yang lebih mirip kepada sistem fuedal. Di antara perubahan awal yang dilakukannya ialah :
  1. menghapuskan cacian terhadap Saidina Ali bin Abu Thalib dan keluarganya yang disebut dalam khutbah-khutbah Jumaat dan digantikan dengan beberapa potongan ayat suci al-Quran
  2. merampas kembali harta-harta yang disalahgunakan oleh keluarga Khalifah dan mengembalikannya ke Baitulmal
  3. memecat pegawai-pegawai yang tidak cekap, menyalahgunakan kuasa dan pegawai yang tidak layak yang dilantik atas pengaruh keluarga Khalifah
  4. menghapuskan pegawai peribadi bagi Khalifah sebagaimana yang diamalkan oleh Khalifah terdahulu. Ini membolehkan beliau bebas bergaul dengan rakyat jelata tanpa sekatan tidak seperti khalifah dahulu yang mempunyai pengawal peribadi dan askar-askar yang mengawal istana yang menyebabkan rakyat sukar berjumpa.
Selain daripada itu, beliau amat mengambil berat tentang kebajikan rakyat miskin di mana beliau juga telah menaikkan gaji buruh sehingga ada yang menyamai gaji pegawai kerajaan.

Beliau juga amat menitikberatkan penghayatan agama di kalangan rakyatnya yang telah lalai dengan kemewahan dunia. Khalifah umar telah memerintahkan umatnya mendirikan solat secara berjammah dan masjid-masjid dijadikan tempat untuk mempelajari hukum Allah sebegaimana yang berlaku di zaman Rasulullah SAW dan para Khulafa Ar-Rasyidin. Baginda turut mengarahkan Muhammad b Abu Bakar Al-Hazni di Mekah agar mengumpul dan menyusun hadith-hadith Raulullah SAW.

Dalam bidang ilmu pula, beliau telah mengarahkan cendikawan Islam supaya menterjemahkan buku-buku kedoktoran dan pelbagai bidang ilmu dari bahasa Greek, Latin dan Siryani ke dalam bahasa Arab supaya senang dipelajari oleh umat Islam.

Dalam mengukuhkan lagi dakwah Islamiyah, beliau telah menghantar 10 orang pakar hukum Islam ke Afrika Utara serta menghantar beberapa orang pendakwah kepada raja-raja India, Turki dan Barbar di Afrika Utara untuk mengajak mereka kepada Islam. Di samping itu juga beliau telah menghapuskan bayaran Jizyah yang dikenakan ke atas orang yang bukan Islam dengan harapan ramai yang akan memeluk Islam.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang terkenal dengan keadilannya telah menjadikan keadilan sebagai keutamaan pemerintahannya. Beliau mahu semua rakyat dilayan sama adil tidak mengira keturunan dan pangkat supaya keadilan dapat berjalan dengan sempurna. Keadilan yang beliau perjuangan adalah menyamai keadilan di zaman datuknya, Khalifah Umar Al-Khatab ! yang sememangnya dinanti-nantikan oleh rakyat yang selalu ditindas oleh pembesar yang angkuh dan zalim sebelumnya.

Beliau akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah memerintah selama 2 tahun 5 bulan dan 2 tahun 5 bulan satu tempoh yang terlalu pendek bagi sebuah pemerintahan.

Tetapi Khalifah Umar bin Abdul Aziz telah membuktikan sebaliknya. Dalam tempoh tersebut, kerajaan Umaiyyah semakin kuat, tiada pemberontakan dalaman, kurang berlaku penyelewengan, rakyat mendapat layanan yang sewajarnya dan menjadi kaya-raya hinggakan Baitulmal penuh dengan harta zakat kerana tiada lagi orang yang mahu menerima zakat, kebanyakannya sudah kaya ataupun sekurang-kurangnya boleh berdikari sendiri.

Semua ini adalah jasa Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang sangat masyhur, adil dan warak yang wajar menjadi contoh kepada pemerintahan zaman moden ini. Hanya 852 hari dapat mengubah sistem pemerintahan ke arah pemerintahan yang diredahi Allah dan menjadi contoh sepanjang zaman. Satu rekod yang sukar diikuti oleh orang lain melainkan orang yang benar-benar ikhlas.