twitter


Biologi. Sebuah pelajaran yang membuatku menjadi kikuk. Aku harus bercokol dengan nama-nama Latin, mempelajari bentuk dan kehidupan suatu makhluk, dan melakukan penelitian.

Tiba akhirnya hari itu. Sabtu, 13 November, aku harus melawan rasa gentar yang selama ini menjalar. Hingga subuh materi belum dikuasai seluruhnya. Akhirnya kukuatkan hati untuk melangkah ke kampus tercinta.

Bertemu dengan teman-teman yang kelihatannya sudah mempelajari materi membuatku lebih termotivasi. Kucoba tuk hilangkan rasa gentarku dan mulai melangkah masuk ke ruangan.

"Tas dan hp tolong kumpulkan di depan." ujar Ibu Ema, dosen biologi.

Kumantapkan hati. Konsentrasiku mulai gamang. Hingga tiba saatnya soal di depan mata.
Tiga puluh soal.
Klik. Klik. Klik.
Satu persatu soal kujawab.

Aku mulai mendapatkan kepercayadirian. Soal yang aku dapat pernah kupahami sebelumnya, meski ada beberapa yang out of my brain.
>.<

Kuulang dari awal. Setelah dihitung, paling hanya 7-9 soal yang salah.
Akhirnya, kuklik 'Selesai'.
Nilai muncul.

SALAH 13!

Innalillahi...
Tak kuasa mata ini menahan tangis.
Aku ingin lari. Ingin pergi. Ingin keluar dari ketidaklogisan ini.

Tapi aku tetap tidak boleh memperlihatkan kelemahanku di depan mereka.
Di depan teman-teman.
Aku tidak ingin memberi aura negatif pada mereka.

Saking tak kuasanya, aku lari menuju halte dan Allah telah menyediakan bikun di depan mata.
Tanpa pikir panjang, aku lompat ke bikun dan berlenggang ke asrama.
Kutelepon mas dan mamah.
Ku-sms mamah dan bapak.
Tak kunjung ada respon.
Tangis ini tak bisa ditahan dan akhirnya memecah kebisuan di tengah siang.

Tapi aku tidak boleh begini terus.

Bangkit dan berubah!
SAYA MASIH BERHAK UNTUK MENDAPATKAN HASIL YANG LEBIH MAKSIMAL DARI INI!
Tegas kulantangkan dan kutekadkan dalam sanubari.

Beberapa menit kemudian, kondisiku sudah terkontrol dan melanjutkan perjalanan kehidupan.

Berbuat adalah Belajar, Bukan Hasil
Terima kasih, Kang Mahameru. (saya lupa namanya siapa)
Aku mendapat spirit dan makna hidup baru.

Kang Mahameru  adalah alumnus FE UI 2006.
Beliau telah mendirikan TPA Mahameru, saking ngebetnya ia untuk menjelajahi langit Mahameru.

Dari Mawar Merah memang diamanahkan untuk mengajar di TPA beliau.
Dan aku salah satu bagiannya.
Beliau memberitahu bagaimana mengajar, metodenya, tujuannya, proses hidupnya, kendalanya, suka dukanya, dan lalala-nya deh...

Aku, sebagai salah seorang yang diamanahi untuk mengajar, ternyata jangan pernah berpikiran bahwa aku lebih baik dari mereka, dari 26 mujahid dan mujadid yang lucu dan imut.
Aku harus memposisikan diri sebagai seorang yang sabar, benar-benar menanamkan hati, berniat untuk berbagi ilmu dan belajar juga dari mereka.

intinya, BELAJAR.. BELAJAR. BELAJAR..
Tak ada waktu untuk SOMBONG DAN HURA-HURA!

Terima kasih, Ya Allah...
Engkau telah memberikanku jalan yang lebih dekat kebenarannya dari kemarin...
=)

0 komentar:

Posting Komentar