twitter


Usiaku tahun ini menginjak 19 tahun. Semakin tua, justru semakin terasa bahwa aku masih belum apa-apa, masih belum berbuat apa-apa.

Saat para ikhwan menghadap-Nya di hari yang istimewa ini, aku sedang ragu, antara ya dan tidak, untuk mengikuti asistensi.

Dengan mengacuhkan nafsu, aku datang menghampiri sekumpulan akhwat. Mereka teman seperguruan.

Aku duduk sila dan mengeluarkan mushaf yang aku punya sejak SMA.
Bersama-sama, kami melafadzkan huruf perhuruf. HURUF, KAWAN! HURUF HIJAIYAH yang sebenarnya sudah aku pelajari sedari TK.
Dan apa yang terjadi? Ternyata masih ada pelafalan huruf yang salah aku ucapkan. Satu.. Dua.. Berikutnya..

Astaghfirullah..
Huruf pun masih salah aku ucapkan. Bagaimana untuk mampu menjadi imam? Mampu untuk tahfidz? Mampu untuk memahami dan mengamalkan ilmunya?

Astaghfirullah..
Aku semakin menunduk. Pikiranku terbang ke masa lampau. Ke masa di mana aku hanya sekedar datang ke mushola hanya untuk 'stor muka'. Ujian saling contek. Hafalan pun dapat bisikan.

Menginjak sekolah menengah, intensitasku ke mushola semakin berkurang. Bahkan untuk sekedar hadir di pengajian bulanan, aku buat berribu alasan agar tak perlu pergi. Pada akhirnya, Alquran hanya pajangan berdebu yang kertasnya mulai menguning.

Innalillahi, Del. Sebegitu sia-siakah masa kecilmu???

Beranjak ke tingkat menengah atas. Aku mulai dekat kembali kepada-Nya. Aku mulai sesekali membaca mushaf. Di sekolah pun ada mata pelajaran Alquran. Tapi, apa hasilnya? Sepertinya hanya abu yang tinggal ditiup angin. Ke kelas ogah-ogahan. Ke mesjid, sekedar tuntutan aturan. Astaghfirullah..

Dan usia pun semakin mendewasakanku. Membuka hati untuk melihat cakrawala dari bayang-bayang kekelaman.

Aku malu pada kerudungku yang mulai lebih panjang. Aku malu pada kaos kaki yang semakin lusuh karena terlalu sering dipakai. Aku malu pada impianku yang ingin menjadi 'bidadari surga-Nya'. Aku malu pada keinginanku untuk memakaikan orang tuaku pakaian bercahaya dari ayat-ayat yang aku untai. Aku malu pada orang tua yang amanahnya aku lalaikan. Aku malu pada Allah yang telah memberi aku banyak peluang, namun aku menyia-nyiakannya..

Aku. . .
Sudah terlalu banyak malu.

Aku. . .
Sudah gerah dengan kekerdilan masa lalu.

Aku. . .
Ingin memperbaiki tatanan hidup ini.

Aku. . .
Masih punya cita-cita.

Aku. . .
Masih ingin memberikan cahaya dalam gulita.

Aku. . .
Bertekad untuk memperbaiki diri.

Aku. . .
Berharap bisa menginspirasi khalayak.

Aku. . .
Seorang gadis yang sedang mengumpulkan energi untuk memperbaiki dan menebar inspirasi.

Dan aku. . .
Perlu banyak belajar lagi untuk membaca ayat kauliah-Nya.

Bismillah..
'IMPROVING - INSPIRING'

Jumat, 25 Maret 2011
9.41 pm

0 komentar:

Posting Komentar